“lah lah ada apa ini bidadari kecil ayah kok begitu?” Laki-laki berbadan
liat itu berkata dengan ekspresi terheran-heran. Membungkukkan
badannya, mengusap pipi anak kecil itu sambil tersenyum ramah.
ayah…bunda jahat..bunda tak sayang ditia..bunda lebih sayang
adek…hihihi” oh astaga, anak kecil imut nan lucu itu akhirnya
menangis. Mengadu kepada ayahnya. Iri dan cemburu akan perlakuan bunda
yang dianggapnya berbeda.
“kenapa sayang...? Jangan nangis dong aah.. sayang ayah..kan ditia jagoan..” rayu
sang ayah. Tangannya bergerak memeluk anaknya. Berusaha meredam tangis
yang meledak dari sang anak.
“abisnya..abisnya bunda gak mau main ma ditia..bunda juga gak mau nyuapin ditia lagi..bunda juga sekarang lebih merhatiin adek…bunda gak sayang ditia..!” setengah berteriak ditia mengungkapkan rasanya. Ah bahkan anak
sekecil itu sudah mengenal bagaimana rasa cemburu. Rasa cemburu yang
kadang kala begitu jahat membutakan mata, bahkan membuat anak sepolos ditia sampai hati berkata bundanya jahat.sama ditia eeeengm eeeengm eeengm...
Sang ayah tersenyum. Mengusap air mata yang keluar dari mata ditia.
Mencium kepala anaknya kemudian berkata “sudah…yuk bantu papa nyiram
kebun belakang yuk..tar beresnya ayah beliin es krim..asal ditia nya gak
nangis lagi”
“bener yah?” pelan-pelan wajah mungil nan lucu itu sumringah.
“lah buat apa ayah bohong sayang?”
“Asyiiikkk..ayo kalo gitu ayo' senang sekali,,'' ayah hebat..
trimakasih maturnuwun (ngakakpurbalingga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar